Berfikir mengapa pemilu disebut pesta demokrasi. Ini mengarahkan pada
tahun politik dan moment pemilu. Ada cibiran negatif nan prustasi
mengenai hal ini:
"mereka yang naik menjadi wakil rakyat, bila terpilih tidak akan inget rakyat, apa lagi orang yang memilih."
"itu cuma janji-janji manis."
"giliran ada maunya aja mulai dekati rakyat."
Disamping cibiran negatif itu, ada pihak yang menikmati pemilu sebagai pesta demokrasi, hal ini dikarenakan:
- banyak konser di daerah dengan tontonan gratis
- banyak door prize, hadiah, dan bertabur souvenir
- makan gratis, mengenyangkan nan menyehatkan
- tambahan pakain baru dilemari (khususnya pada kampanye), dan lain-lain
Sangat disayangkan mereka yang mengartikan pesta rakyat hanya
sebatas itu saja. Bagi mereka yang punya pandangan tidak bersahabat
dengan 'pesta demokrasi' ini, bukan berarti sebagai alasan pembenar
untuk golput. Nikmati saja segala hal yang dapat kita katakan sebagai
'berkah' pesta rakyat ini. Namun kita harus memilih dan musti cerdas
dalam memilih pemimpin yang kelak akan membangun bangsa ini. Keliru
ketika kita tidak menggunakan hak suara karena muak dengan segala
kesulitan hidup dalam membagun demokrasi bangsa ini. Jadi salahkan saja
diri sendiri yang tidak menggunakan hak suara karena menyerah sebelum
berjuang, tidak berikhtiar dalam memilih pemimpin, karena merasa tak
memiliki cita-cita untuk memuliakan bangsa ini. Salahkan saja diri
sendiri yang menggunakan hak suara, namun tidak cermat memilih pemimpin
(asal pilih).
0 komentar:
Posting Komentar